19 Jan 2013

Perkembangan IPV4 dan IPV6




Perubahan dari IPV4 ke IPV6 terutama pada:
a.       Memperluas Kemampuan Pengalamatan
 IPV6 meningkatkan alamat IP dari 32 bit - 128 bit, untuk mendukung  lebih banyak tingkatan dari pengalamatan hirarki, suatu jumlah yang lebih besar untuk pengalamatan nodes, dan auto-configuration yang lebih sederhana dari pengalamatan. Scalabilas multicast routing ditingkatkan dengan  menambahkan sebuah " lingkup" bidang ke alamat multicast .Dan suatu jenis baru dari alamat disebut suatu " alamat anycast " digambarkan, digunakan untuk mengirimkansuatu paket kepada beberapa orang suatu kelompok .
b.      Penyederhanaan Format Header
            Beberapa bidang header IPV4 telah dijatuhkan atau dibuat opsional, untuk mengurangi ongkos pemrosesan common case dari packet handling dan untuk membatasi ongkos bandwitch dari header IPV6.
c.      Meningkatkan support untuk perluasan dan pilihan
            Merubah cara pilihan header IP disandikan mempertimbangkan penyampaian yang lebih efisien, lebih sedikit keras membatasi pada panjangnya pilihan, dan fleksibilitas lebih besar untuk memperkenalkan pilihan baru di masa datang.
d.      Mengalirkan Kemampuan Labeling
            Suatu kemampuan baru ditambahkan untuk dapat melabelkan paket kepunyaan lalu lintas tertentu " arus" di mana pengirim  meminta penanganan khusus, seperti kualitas yang tidak pasti dari servis atau ‘ real time’ service
e.       Pengesahan Dan Kemampuan Privasi.
            Perluasan untuk mendukung pengesahan, integritas data, dan ( opsional) kerahasiaan data ditetapkan untuk IPV6.

1.      Format IPV6
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010:0000000011010011:0000000000000000:0010111100111011:0000001010101010:0000000011111111:1111111000101000:1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
2.      Pembagian IP Address v6
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebihyang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas – kelas ini ditunjukan untuk mempermudah alokasi ip, baik untuk jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
Ip address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama ip addres kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.

Class A
·           Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
·           Bit pertama : 0
·           Panjang NetID : 8 bit
·           Panjang HostID: 24 bit
·           Byte pertama : 0 – 127
·           Jumlah Kelas : 128 (2 7) (0 dan 127 dicadangkan)
·           Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
·           (1. 0 . 0 . 1 s/d 1.255.255.254)
·          
·           (126. 0 . 0 . 1 s/d 126.255.255.254)
·           Jumlah Host : 16.777.214 (2^24-2)IP pada setiap Kelas A
·           Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah yang besar.
Class B
·           Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
·           Bit pertama : 10
·           Panjang NetID : 16 bit
·           Panjang HostID: 16 bit
·           Byte pertama : 128 – 191
·           Jumlah Kelas : 16.384 (214)
·           Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
·           (128. 0 . 0 . 1 s/d 128. 0 .255.254)
·          
·           (191.255. 0 . 1 s/d 191.255.255.254)
·           Jumlah Host : 65.534 (2^16-2)IP Address pada setiap kelas B
·           Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
Class C
·           Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
·           Bit pertama : 110
·           Panjang NetID : 24 bit
·           Panjang HostID : 8 bit
·           Byte pertama : 192 – 223
·           Jumlah Kelas : 2.097.152 (221)
·           Range IP : 192. 0 . 0 .xxx sampai 223.255.255.xxx
·           (192. 0 . 0 . 1 s/d 192. 0 . 0 .254)
·          
·           ( 223.255.255. 1 s/d 223.255.255.254 )
·           Jumlah Host : 254 (28 – 2)IP Address pada setiap Kelas C
·           Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
Class D
·           Format : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. mmmmmmm
·           Bit pertama : 1110 – 11110111
·           Bit multicast : 28 bit
·           Byte inisial : 224 – 239
·           Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicast (RFC 1112)
Class E
·           Format : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr
·           Bit pertama : 1111
·           Bit cadangan : 28 bit
·           Byte inisial : 240 – 255
·           Deskripsi : Kelas E adalah kelasyang dicadangkan untuk keperluaneksperimental (research).

3.      Perbedaan antara IPv4 vs. IPv6:
§  IPv6 128-bit, IPv4 32-bit
§  Jumlah total alamat IPv4: 4.294.967.296
§  Jumlah total alamat IPv6: 2 pangkat 128 = Silahkan hitung (kalo pake calc.exe yang keluar bilangan exponen)
§  IPv4: Dynamic & Static
§  IPv6: Stateful Address Configuration & Stateless Address Configuration
§  IPv4: High-order bit buat network ID, Low-order bit buat host ID
§  IPv6: High-order bit buat network ID (disebut Format Prefix), dan tidak menggunakan subnet mask!!
§  IPv4: menggunakan . (dot) sebagai pemisah alamat
§   IPv6: menggunakan : (colon) sebagai pemisah alamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar